Saksi Bisu

loading...
“Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana unta diciptakan, bagaimana langit ditinggikan, bagaimana gunung ditancapkan dan bagaimana bumi dihamparkan?”(QS Al-Ghasyiyah: 17-20).

Gunung, batu, jalanan, dan sejenisnya, sering disebut sebagai saksi bisu terhadap semua kejadian di muka bumi ini.  Wajar, karena mereka bukan makhluk hidup.  Mereka juga tidak dikaruniai akal.  Berbeda dengan manusia yang diciptakan sebagai makhluk hidup dan dikaruniai akal untuk berpikir.  Meskipun demikian, tak sedikit di antara manusia yang ikut-ikutan menjadi saksi bisu, laksana makhluk bukan makhluk hidup.

Sebahagian kita bagaikan saksi bisu tatkala menyaksikan langit yang tinggi. Juga tak terbuka pikiran ketika menyaksikan gunung yang menancap dan bumi yang terhampar. Tak terpikir tentang kemahakuasaan Allah dan tak terdorong untuk mempelajari ilmu tentang langit, bumi, dan sebagainya.  Padahal kalau tergerak untuk belajar tentang alam, paling kurang akan difahami bahwa alam ini perlu dijaga dengan baik dan bagaimana menjaganya.

Yang lebih parah lagi, tak sanggup tergugah untuk berubah ketika bencana gempa dan tsunami dahsyat meluluhlantakkan negeri yang kita huni. Bahkan, ada orang yang semakin parah kejahatannya setelah kejadian itu. Hak-hak orang lain dirampas.  Padahal sebahagian dari bencana itu merupakan peringatan.  Namun dikatakan oleh Allah bahwa hanya orang beriman yang terbuka dalam menerima dan belajar dari setiap peringatan. Sepatutnya, kita berhenti dari sekedar menjadi saksi bisu.  Kita perlu berubah dan belajar dari berbagai sumber, termasuk mengambil pelajaran dari alam. 
 
sumber : http://www.serambinews.com/news/view/33109/saksi-bisu 
              Edisi Sabtu 19 Juni 2010
loading...

Komentar