Melantai

loading...

Keluhku pada setiap datang akannya "saat" di waktu yang kupunyai telahpun patahi padangan mata batin. Telah terenggut dariku asa yang bergelora-gelora untuk bergerak kearah yang depan, untuk sesuatu diremah-remah yg dikenal dengan "esok". Telah merasai aku terhadap kosongnya diri, yang digeluti hambar bahkan takutku itu yg dijuluki hampa. Telah berlunturan warni pada dunia dipandangannya si hati. Telah berpenyakit daku disangkaan dan terjebak didalamnya,  dengan alam fikir yang merugi, oleh sebab telah menerka pada kuburukan semata. Seolah maafku telah habis pula ketika itu, meski itu buat diriku. Betapa kasihannya daku yg terus menangisi diri, dengan tangis sesal pada apa yg telah terenggut dari jiwa. Berhamburlah yakin pada sorot mata.

Kesahku itu telah menikam mata siapa yg lihat ke dan di duniaku. Seolah rasa maklumku pada kekurangan tidak berfungsi sempurna, sulit ego menerima. Telah disibuki alam fikirku oleh cerca, maki, serapah dan kesempatan kedua yg kuragui ia {itu sebenarnya} ada. Telah dicari-carinya akan akar,  muasal,  sebab oleh akal namun ditunggangi terus akannya penyalahan terhadap bukan diriku,  melainkan sesiapa selain aku.

Dirajailah hati ini oleh pandangan-pandangan busuk dan hina kpd alam. 

÷ wahai hati, sampaikah ini berlangsung lama?
+ wahai sanubari, bebaslah si tawananmu!
= wahai akal yg berfikir, berilah kesempatan untuk paru-paru kepada nafas… 

Bernafaslah wahai hati, 

Sudahi lukai jiwa! Juga yg melukai mereka! 

Dan wahai diri, cukupilah dirimu akan debat tak berguna, biarlah akalmu kenai sifat tunduk pada kebaikan-kebaikan. Tunduk pada takdir yg sudah berlaku karena ia sudah berlalu. 

Kini, regamlah semerbak haruman dari hari baru!
Kini, renggutlah lagi dirimu yang bersemangat atas cita-cita mulia!
Kini, belajarlah Kembali dan terus seperti dahulu tentang berani mendengar hati!
Kini, cobalah lagi bangun dari tidurnya akal sehatmu yg begitu yakin dan kuat niat! Selagi Kau (masih) punyai "saat"!

Perintahlah dirimu saja…!
Perintahlah hatimu lagi…!
Perintahlah akalmu itu…!

oh Ibu dan ayah… maafkan anakmu yg tidak berguna ini… 

Semoga Yang Maha Memberi, menggerakkan diri ini kepada KeberkahanNYA yg Rahman yg Rahhim.
Aaammin.

loading...

Komentar