ᗬαтαทg yg ∂ïรεятαï ρบℓαทg

loading...
AQU4_T :
https://www.instagram.com/p/Bs6_qqBF-nG/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=1sdijckq446ym
https://www.instagram.com/p/Bs6_qqBF-nG/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=1sdijckq446ym

◣◥

🅣ak sedang bicara tentang si layang pandang. Atau tentang seberapa jauh telah menjejak setiap kaki, berkelana di lempeng bumi tanah air dan udara yang tengah kita hela, apatah lagi tentang berlumutnya anak-tangga teras rumah dengan kurunnya waktu,. Ini jauh lebih dari itu, , bahkan dari rasa lapar dan haus yang tidak terkenyangi oleh asupan buah dan biji. keberadaannya sedikit naik-keatas perut, agak diantara jantung dan paru. Ya, qalbi. ini tentang alat vital merah yang menggumpal. Vital yang kita pakai sebagai wadah-untuk mengaduk segala bentuk rasa demi terramu wujud rasa-baru, sesuai bercondongnya jiwa di masing-masing diri, dan menjaganya agar sentiasa ada.
/…jeda/
🅑ersebab tentu perih pada vital yang segumpal merah ini, temanku, hai jiwa. Salah-satunya dha'if diri terhadap ilmu bekal dan ilmu alat, apa yang selama ini kita tekuni, temanku, hai jiwa? Ditambah lagi pertanyaan tentang semua-itu kian ciuti-nyali, berkali-kali. Sementara, Diam sedang mensegerakan jamuan-mesranya atas diri dan segenap anggota. Jamuan itu dikhususkan dengan maksud cerai bagi badan dari nyawa, sesuai janji bergilir, untuk tekuni diam. Ada Semesta yang lain mana tempat sembunyi?, hai diri.
Dermaga.
Tahan tawa dulu kepada ragam perahu di selayang pandang ini atau itu. Sudut Lihat ini harus bersama kamu serta aku alami kepada diri, hai hati. Perdengarkan lagi ditelingaku istimewaannya kamu seperti cerita petuah orang dulu. 
Hanya dengan begitu Datang yang disertai pulang ini temui kesejatian, bukankah sejatinya lempengan tempat kita berjejak ini dinamai Dermaga.
.
Tamat.

Idi, 10 Jumadil Awal 1440 H

◣◥

loading...

Komentar