Tentang Kesan®

loading...
King of monster godzila
Giant Spider

Hallo, ngoen…!!

Kiban kiban kiban



Hai, peugah ju.

…, nyang toeh?

Hhhm…kiban yg tingat ju ile

(koma)

Asai na adab deungon tatakrama!

Ka, mulai ju…

…,na saboh cerita nyang neuk lon kisahkan bak panggoeng nyoe.

…,nyoe kisah yang rata dum rakan na saksikan atawa alami kedroe.

…,ureung nyoe geu hoi nan "Rabu"

…,3.45 WIB

…,(koma)



…,cerita ini lain kesannya.

…,hampir sama dengan yang sebelumnya, Setia.

…,tidak sedikit bahan ramu dan usaha sikap ini.

…,ia mungkin mudah kita temui ditiap diri, ya masing-masing kita!

…,saya percaya, tiada selain Tuhan saja dan masing-masing diri yang lebih mengenal dirinya.

…,maka, bicaralah nilainya ?!

(koma)

…,sepertinya ini kelewatan.

…,3.46 WIB

…,

…,masih tentang "Rabu"

…,kadang-kadang enggak ngigit,jinak.

…,seseram itu juga pagi kotaku. Idi.

…,begitulah setiap harinya…

(koma)

…,ini masih pagi. Dan Rudi sering bicara dengan rasa yang ia rasa-rasa saja. Berulang hingga pagi ini.

…,"oh mata"-lirih Rudi diteras halte. "putih mata dan tulang, bicara ini sia-sia"

…,masih tentang "Rabu"

…,masih pagi. 3.47 WIB

(koma)

…,ada suatu bagun bidang yang Rudi ingin ingat,tembok.sepertinya ia lupa tanggalnya tapi ingat betul tempatnya.

…,seperti pencuri, hentah apa sebenarnya yang dijamahinya dibalik Tembok itu dari Rudi. hartanya hanya rasa yang ia rasa-rasa.

…,

(koma)



…,hari ini masih seperti kemarin. Hanya saja taman ini diduduki Rudi tanpa rencana.

…,saat itu hening, sobat. Maklum sudah 3.48 WIB, selarut itu masih asyik dengan bicara tentang "Rabu".

…Rudi ditemani sahabat kecilnya sedang berusaha meluruskan sebuah ide, yang oleh ide itu mereka berdua terbuai untuk saling menilik gagasan-gagasan.

…,

…,(koma)

…,  3.48 WIB, Ide itu akhirnya ditarikkan darinya.

…,

…,saat itu dingin, sobat. namun, kali ini Rudi menghangati diri dari "halus-i-nasi" yang dinginnya seolah benar sebagai sebab datar rumannya. 

ttd
oM, BoL


…,hampir saja Rudi lupa kapan dan dimana ia bicara kepada kekasihnya.

…,Rudi ingat hanya kekasihnya saja dan apa yang mereka bicarakan hari itu.

…,(koma)

…,hari itu Rudi bersamanya kunjungi pantai, siang dan terik matahari hari itu tak lebih membakar daripada rasa pilu kekasihnya.

…,hari yang Rudi enggan ingat salah satunya hari itu.

…,pilu dan perihnya yang Rudi tak suka, bukan pantai dan kekasihnya karena keduanya bak candu bagi Rudi.

…, "jika bukan karena candu, mungkin aku lebih ingat tanggal dan harinya"- bisik Rudi sendiri di teras depan rumahnya sambil memandangi sebuah gambar sederet gubuk pantai setelah punggung kekasihnya hilang diujung jalan.

…,begitu Rudi setiap waktu kala kasihnya pamit pulang. Ia rindu dan meledak-ledak setiap hari.

…, 3.49 WIB dan masih tentang "Rabu"

…,(koma)


…,begitu lambat waktu disini. Atau terlalu banyak yang tumpah dalam rentang menitnya. Atau  terlalu cepat laju peristiwa untuk di pugar. Atau karena akal yang liar terlepas dari porosnya.

…,begitulah kugambarkan Waktu pada panggung ini.

…,singkatnya, banyak remah-remah oleh kisah yang sedang dipanggungkan sementara ini.

…,masih tentang "Rabu" .

…,dan masih pagi. 3.50 WIB.

…,(koma)

…,ada saatnya pelaku cerita ini merasa bahwa apa yang ia rasa-rasa hanyalah butir kecil batu ditumpuk yang menggunung-gunung milik yang lain. seremeh itu, harga bagi akal diatas porosnya…

…,(koma)

…,ini tentang "Rabu" dan sudah begitu jalan lalunya.

…,3.51 WIB

…,tersadar Rudi sudah enam menit mengantung karena tunggu Matahari.

…,ia segera kembali ke lima menit sebelumnya untuk hapuskan malu.



…,jika semudah itu hapus dapat merombak, Akal mungkin akan segera hilang perannya.

…,sementara itu, gambar-gambar yang diserap dari kumpulan yang alam pantulkan telahpun sisai kesan  diatas cermin yang dipanggil dengan julukan Jiwa,…

…,ciri-nya "Rabu" kurang lebih semisal kesan-kesan demikian.ya, itu pendapatku saja.

…(koma)

…,pagi ini Rudi berfikir untuk lebih jujur pada dirinya dengan jalan menggurui rasa yang ia rasa-rasa. menakar dengan takaran setimpal-atas apa yang ia terima dan berapa yang sebenarnya akan diminta dari dirinya. Barang dagangannya dalam hal ini sebut saja "saling". Ya, se-bersama apa pantasnya timbangan setia antar keduanya,.. ditepian itu ia sudah mukimkan kesan Jiwa.

…,setelah bicara, mereka sepertinya lebih setuju pada ketidak-setujuan dan bukan meredam.

…,…,ciri-nya "Rabu" kurang lebih semisal kesan-kesan demikian.ya, itupun masih pendapatku…,

…(koma)

Kerang dihitung ganjil seukuran, yang mungil baru datang. bijian Pinus tak masuk hitungan, hitungnya tumpukkan. butiran pasir kusebut belakangan, sengajapun siapa yang  sanggup hitungkan.



…,menjalani selama satu,dua,tiga tahunan.

…,dan kebersamaan itu berjalan dalam hitungan hujan tanpa banyak bunga yang mampu tumbuh dikeduanya, seperti itu terus sampai habislah akhirnya sisi baik yang dimiliki di masing-masing mata. Mata jiwa yang sebenarnya bisa lihat itu semua. Namun, habislah akhirnya didentang yang tak kunjung ada tawa.

…,salah satu diantara keduanya bergantian untuk mengindahkan kata Sudah. namun, hentah apa yang membuat enggan disalahkan atas kerenggangan hubungan itu nantinya. Mereka makin menggebu dengan kiatnya naikkan debu halaman-halaman depan dan belakang.

…,tidak mau terlihat buruk dan akhirnya debu naik keatas kepala tutupi pandangan, semirip awan yang bukan awan hujan.

…,"dan lahannya sebatas telapak kakiku saja"-cetusnya berang.

…,dan Rudi mulai memuntahkan ceritanya ranah digital pribadi miliknya. Melakukan yang paling ia tidak sukai hanya untuk sekedar terlihat lebih buruk dari pere-nya. Alih-alih menjadikan dirinya penghianat dalam hubungan agar pere-nya terlindung dan leluasa, ia justru remuk tak berwujud.

…,dan masih tentang "Rabu".

…,mari tidur sebentar… sambil terima kenyataan.

(koma)

⚅⚀


…,pagi hampir bukakan tudung hitam.

…,lompat satu jam untuk tidur sembari me-nyimak mimpi, tak usah dipermasalahkan. Satu jam tadi hal mimpi akanku ceritakan nanti. Sebagai tanda pernah ia merengkuh mimpi dan mengira itu adanya.

…,sebentar jeda bukan perkara.

…,(koma)

…,aku kira sudah terlihat jelas seperti apa watak dan sikap selama enam menit tadi tentang "Rabu".

…,bukan hanya ego atau kaku-nya yang lebih dominan di alur ini. Ada banyak hal-lain, seperti sebab munculnya beberapa dinding tak-kasad mata, hadirnya marah dan keluh yang salah waktu, jarak usia mungkin juga salah satu pemicu batalnya bicara, maksud yang kehilangan nilai, laba rugi dari sebuah percakapan dan banyak geganjilan lain dibelakang yang juga tak kalah patut untuk cakap-cakap-kan.

…,diakui atau tidak, rasa percaya dan jujur telah cidera jauh sebelum rasa seolah kuasa dan kendalikan keadaan. biarpun berdalih…

…,pondasi juga akhirnya yang lebih gampang dikambingkan, dan akhirnya pengetahuan tentang pondasi sebuah hubunganpun sebagai jawaban dan alasan.

…,(koma)

…,namun bukan berarti ini kesudahan.

…,masih sisa satu rasa heran bagi si Rabu setelah di suguhi peranan.

…,"kenapa sampai hati ingin-kau sangkutkan?!" -tanya si Rabu kepada penjarah yang tak punya insting jantan.

―.

…,dan begitulah akhir lembar kisah Rabu. ada semoga pengajaran baik dari hal samar-samar yang diisyaratkan.

…,ini hanya sedikit cerita yang dapat diingat-ingat dan jadilah penggalan pengalaman.

…,bahwa betapapun usaha yang diupayakan seorang, semua akan kembali kepadaNya penentu segala.

…,yang habis dibelanjakan sudah tentu waktu dan yang tinggal ditangan pastilah kesan.



Tamat.
Agustus Tahun Kemerdekaan


#(post yang dikumpul jadi satu, ditulis sejak Mei tahun yang sama)

loading...

Komentar