“Anatomi resah”

loading...

Pada suatu bagian badannya terdapat keraguan yang nyata. Ada tanda memar bekas hantaman pertanyaan akibat tujuan yang masih samar di punggungnya. Terbaca jelas di matanya yang meragu karena lupa untuk mengingat diri. Dan tanda-tanda itu terlihat jelas pada lirikan setiap anggotanya. Inilah menurut rasa yang telah aku jalankan.

Dipagi hari bangun karena takut. Disiang hari mengambang karena kalah dengan akal. Rasa itu lebih mirip keputus-asaan. Benar zalim sudah aku pada tubuhku, pada jiwaku dan aku.

Sampai, beraniku ukir hitam dengan mata yang buyar. Gelap mata atas kata-kata yang menikam telinga rusakkan hatinya. Benar-benar zalim diriku.

Anatomi resah, mengenalkan dirinya pada ku dengan sengitnya pertempuran hati dan jiwa.

“Anatomi resah, bersegeralah sendi-sendi di tiangmu patah”
loading...

Komentar